LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI
“EMULSI LEMAK”



DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 08
KELAS :XI MIA 6
ANGGOTA :
FAHRUL BAGUS PRIHARNANTO (08)
M. AULYA AKHSAN (14)
NURUL LAILATUL MUFTI (17)
TYAS WIDI RAHAYU (29)
SMA NEGERI 2 KEBUMEN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Praktikum
D.
Manfaat
Praktikum
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
Dan Tempat
B.
Alat
Dan Bahan
C.
Prosedur
Kerja
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Dokumentasi
C.
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan
karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia
di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai
empat-atau enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan
pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap,
dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan
ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu
atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris
cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda
(masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik
dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan
secara alamiah.
Molekul asam
lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang
saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari
berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling
berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air.
Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk
berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang terjadi pada kedua stoples?
2.
Apakah yang terjadi setelah air dan minyak tersebut
ditambah sabun?
3.
Dari kegiatan tersebut, apakah yang dimaksud
emulsi/penyabunan?
4.
Mengapa lemak harus diemulsikan di dalam usus halus?
5.
Apa yang berperan sebagai agen pengemulsi lemak?
C. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati bentuk emulsi lemak saat
proses penyabunan.
D. Manfaat Praktikum
Dengan adanya praktikum
ini siswa dapat mengetahui reaksi-reaksi penyabunan lemak dan asam lemak.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase
terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran
yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di
dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik
masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis
emulsi yang berbeda-beda. Salah satu dari zat cair tersebut tersebar berbentuk
butiran-butiran kecil ke dalam zat cair yang lain distabilkan dengan zat
pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan).
Kestabilan Emulsi, yaitu apabila dua larutan murni yang tidak saling campur/
larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya
akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat
seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila
proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan
kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada
sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Maka pernyataan ini sesuai dengan pendapat dari Yustus (2000), yang
menyatakan bahwa jika air dan lemak dikocokan akan terjadi emulsi dan ternyata
tidak stabil sehingga akan kembali kepada keadaan semula (campuran) setelah
didiamkan sejenak. Dan hal ini diperjelas dengan pernyataan Ansell (2001),yang
menyatakan bahwa lipid merupakan asam lemak, biasanya zat tersebut tidak larut
dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter,
chloroform, benzena karbon tetraklorida, alkohol panas dan aseton.
Berdasarkan hasil praktikum, telah diperoleh bahwa pada tabung 1 yang
berisi minyak kelapa dan aquades tidak menunjukkan adanya emulsi dan tidak
bercampur karena minyak tidak larut dalam aquades dan karena berat jenis lemak
cair (0.915-0,940) lebih rendah dari berat jenis air (1) sehingga lemak
terapung, pada tabung 2 yang berisi minyak kelapa, aquades dan Na2CO3 menunjukkan
adanya emulsi tetapi tidak sempurna, pada tabung 3 yang berisi minyak kelapa,
aquades dan larutan sabun, tidak menunjikkan adanya emulsi, pada tabung 4 yang
berisi minyak kelapa dan larutan protein serta tabung 5 yang berisi minyak
kelapa dan larutan empedu encer menunjukkan adanya emulsi.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 29 Januari 2015
Waktu : Pukul 09.00 – 10.00
Tempat : Laboratorium Biologi
B. Alat dan Bahan
Ø Air
Ø Minyak Goreng
Ø Sabun Tangan Cair
Ø Pipet
Ø Tabung Reaksi
Ø Stoples
C. Prosedur Kerja
1.
Isilah dua stoples dengan air kemudian
tambahkan 5 tetes minyak goreng ke dalam setiap stoples.
2.
Tembahkan 5 tetes sabun tangan cair hanya
ke dalam salah satu stoples.
3.
Tutup stoples dan kocoklah supaya
tercampur.
4.
Biarkan kedua stoples itu selama 5 – 10
menit.
5.
Amati perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Awalnya tabung pipa diisi dengan air sebanyak 2 cm,
kemudian tabung itu ditetesi minyak sebanyak 5 tetes. Saat itu minyak masih
berada di atas permukaan air lalu ditambahkan dengan larutan sabun. Kemudian
dikocok, larutan menjadi berwarna putih keruh dan bercampur sesaat. Setelah itu
minyaknya berkumpul di atas permukaan air membentuk bulatan-bulatan lemak.
Uji kelarutan yang dilakukan pada lemak menunjukkan
bahwa pada tabung yang berisi minyak goreng dan larutan sabun tidak larut
melainkan hanya bercampur sementara, setelah didiamkan sesaat, larutan kembali
seperti semula.
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu
cairan dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar
terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut
emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Bahan emulsisifier dapat berupa sabun, garam empedu,
brom dan protein.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji kelarutan yang dilakukan pada lemak menunjukkan
bahwa pada tabung yang berisi minyak goreng dan larutan sabun tidak larut
melainkan hanya bercampur sementara, setelah didiamkan sesaat, larutan kembali
seperti semula.
B. Dokumentasi


Minyak dan Air


Air, Minyak dan Sabun


Hasil Akhir Emulsi Lemak
Daftar
Pustaka
Anna Poedjiadi, 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Darmadi Goenarso, dkk, 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sunita Almatsier, 2004. Pronsip-Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
No comments:
Post a Comment