Thursday, 9 April 2015

Laporan Hasil Praktikum Biologi "Emulsi Lemak"

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI
“EMULSI LEMAK”

 
 
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 08
KELAS :XI MIA 6
ANGGOTA :
FAHRUL BAGUS PRIHARNANTO (08)
M. AULYA AKHSAN (14)
NURUL LAILATUL MUFTI (17)
TYAS WIDI RAHAYU (29)




SMA NEGERI 2 KEBUMEN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan Praktikum
D.    Manfaat Praktikum
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu Dan Tempat
B.     Alat Dan Bahan
C.    Prosedur Kerja

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Dokumentasi
C.    Daftar Pustaka







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah.
Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang terjadi pada kedua stoples?
2.      Apakah yang terjadi setelah air dan minyak tersebut ditambah sabun?
3.      Dari kegiatan tersebut, apakah yang dimaksud emulsi/penyabunan?
4.      Mengapa lemak harus diemulsikan di dalam usus halus?
5.      Apa yang berperan sebagai agen pengemulsi lemak?

C.    Tujuan Praktikum
Untuk mengamati bentuk emulsi lemak saat proses penyabunan.

D.    Manfaat Praktikum
Dengan adanya praktikum ini siswa dapat mengetahui reaksi-reaksi penyabunan lemak dan asam lemak.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Salah satu dari zat cair tersebut tersebar berbentuk butiran-butiran kecil ke dalam zat cair yang lain distabilkan dengan zat pengemulsi (emulgator/emulsifiying/surfactan).
Kestabilan Emulsi, yaitu apabila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Maka pernyataan ini sesuai dengan pendapat dari Yustus (2000), yang menyatakan bahwa jika air dan lemak dikocokan akan terjadi emulsi dan ternyata tidak stabil sehingga akan kembali kepada keadaan semula (campuran) setelah didiamkan sejenak. Dan hal ini diperjelas dengan pernyataan Ansell (2001),yang menyatakan bahwa lipid merupakan asam lemak, biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adalah eter, chloroform, benzena karbon tetraklorida, alkohol panas dan aseton.
Berdasarkan hasil praktikum, telah diperoleh bahwa pada tabung 1 yang berisi minyak kelapa dan aquades tidak menunjukkan adanya emulsi dan tidak bercampur karena minyak tidak larut dalam aquades dan karena berat jenis lemak cair (0.915-0,940) lebih rendah dari berat jenis air (1) sehingga lemak terapung, pada tabung 2 yang berisi minyak kelapa, aquades dan Na2COmenunjukkan adanya emulsi tetapi tidak sempurna, pada tabung 3 yang berisi minyak kelapa, aquades dan larutan sabun, tidak menunjikkan adanya emulsi, pada tabung 4 yang berisi minyak kelapa dan larutan protein serta tabung 5 yang berisi minyak kelapa dan larutan empedu encer menunjukkan adanya emulsi.








BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.    Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal         : Kamis, 29 Januari 2015
Waktu                   : Pukul 09.00 – 10.00
Tempat                  : Laboratorium Biologi

B.     Alat dan Bahan
Ø  Air
Ø  Minyak Goreng
Ø  Sabun Tangan Cair
Ø  Pipet
Ø  Tabung Reaksi
Ø  Stoples

C.    Prosedur Kerja
1.      Isilah dua stoples dengan air kemudian tambahkan 5 tetes minyak goreng ke dalam setiap stoples.
2.      Tembahkan 5 tetes sabun tangan cair hanya ke dalam salah satu stoples.
3.      Tutup stoples dan kocoklah supaya tercampur.
4.      Biarkan kedua stoples itu selama 5 – 10 menit.
5.      Amati perubahan yang terjadi














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Awalnya tabung pipa diisi dengan air sebanyak 2 cm, kemudian tabung itu ditetesi minyak sebanyak 5 tetes. Saat itu minyak masih berada di atas permukaan air lalu ditambahkan dengan larutan sabun. Kemudian dikocok, larutan menjadi berwarna putih keruh dan bercampur sesaat. Setelah itu minyaknya berkumpul di atas permukaan air membentuk bulatan-bulatan lemak.
Uji kelarutan yang dilakukan pada lemak menunjukkan bahwa pada tabung yang berisi minyak goreng dan larutan sabun tidak larut melainkan hanya bercampur sementara, setelah didiamkan sesaat, larutan kembali seperti semula.
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsisifier dapat berupa sabun, garam empedu, brom dan protein.






















BAB V
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Uji kelarutan yang dilakukan pada lemak menunjukkan bahwa pada tabung yang berisi minyak goreng dan larutan sabun tidak larut melainkan hanya bercampur sementara, setelah didiamkan sesaat, larutan kembali seperti semula.

B.     Dokumentasi
  
Minyak dan Air
 
Air, Minyak dan Sabun
   
Hasil Akhir Emulsi Lemak
                       





Daftar Pustaka


Anna Poedjiadi, 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Darmadi Goenarso, dkk, 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka
Sunita Almatsier, 2004. Pronsip-Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

No comments:

Post a Comment