Friday, 10 April 2015

PROSES KEDATANGAN BANGSA BARAT HINGGA BERDIRINYA VOC

PROSES KEDATANGAN BANGSA BARAT
HINGGA BERDIRINYA VOC

1.    KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS DAN SPANYOL KE INDONESIA.
Pada tahun 1511 Portugis dibawah pimpinan Alfonso D’Albuquerque berhasil menakklukan Malaka. Tahun 1512 Portugis di bawah pimpinan De Abreu melakukan pelayaran ke Maluku untuk menguasai kepulauan tersebut. Kedatangan Bangsa Portugis diterima baik oleh Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate pada saat itu sedang bermusuhan dengan Kerajaan Tidore, dengan kedatangan Portugis itu diharapkan dapat membantu Ternate dengan membangun benteng pertahanan Saint John untuk melawan Tidore dengan imbalan Portugis diberi hak monopoli perdagangan rempah – rempah di Maluku. Akibatnya, rakyat Ternate menjadi tertekan karena rakyat tidak bebas menjual rempah – rempah dengan harga ditekan serendah – rendahnya oleh Portugis sehingga hubungan Portugis dengan Ternate menjadi bermusuhan.
Pada tahun 1521, Ekspedisi Spanyol dipimpin oleh Sebastian Deled Cano sampai di Maluku dan di terima baik oleh kerajaan Tidore. Sehingga di Maluku terjadi permusuhan antara Spanyol dan Portugis, meskipun jauh sebelumnya telah diadakan perjanjian diantara kedua negara yang diadakan pada tahun 1492 yaitu perjanjian Tordesilas. Dalam perjanjian Tordesilas tesebut, dinyatakan bahwa dunia dibagi atas dua pengaruh yaitu bangsa Portugis dan bangsa Spanyol. Tetapi pada tahun 1521 ketika ekspedisi Spanyol juga sampai didaerah Maluku sehingga terjadi pertentangan antara kedua negara tersebut.
Pertentangan tersebut dapat diselesaikan dengan diadakan perjanjian Saragosa pada tahun 1526 yang isinya :
a.    Bumi ini dibagi atas dua pengaruh yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan bangsa Portugis.
b.    Wilayah kekuasaaan Spanyol dari Meksiko ke arah barat sampai ke kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis dari Brazilia ke arah timur sampai ke kepulauan Maluku.
Dengan adanya perjanjian Saragosa tersebut berarti :
a.    Spanyol harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.
b.    Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.
Tujuan kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia :
a.    Mencari kekayaan berupa rempah – rempah (Gold /  Emas)
b.    Mencari daerah jajahan (Glory / Kejayaan)
c.     Menyebarkan agama Nasrani (Gospel / Injil)
Tiga tujuan ini sering dikenal dengan 3G, yang merupakan ciri imperialisme kuno.

2.    PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA INGGRIS KE INDONESIA.
Ekspedisi Inggris untuk menguasai perdagangan dipelopori oleh kongsi dagangnya yaitu EIC (East Indian Company / Kongsi Dagang India Timur), yang memperoleh hak khusus dari pemerintah Inggris untuk menangani perdagangan di Asia. Akhir abad ke-16 EIC mengadakan hubungan dagang dengan kesultanan Aceh, Jayakarta, Banjar, Gowa, dan Maluku. Tetapi secara umum Inggris mengalami kegagalan dalam menanamkan pengaruhnya di Indonesia.

3.    PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA BELANDA KE INDONESIA.
Kedatangan Belanda ke Indonesia dilatarbelakangi adanya perang 80 tahun Belanda dan Spanyol 1568 – 1648 yang menyebabkan kota Lisabon (Portugal) tertutup bagi kapal Belanda, karena saat itu Portugis dibawah kekuasaan Spanyol serta adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari Jan Hyugen van Linscoten.
Ekspedisi Belanda ke Indonesia pertama kali dipimpin oleh Cournelis de Houtman (1596) dan Pieter de Kaizer yang mendarat di Banten. Pada awal kedatanganya disambut oleh kerajaan Banten dengan alasan dapat meramaikan perdagangan di Banten, tetapi karena sikap rombongan Belanda yang tidak baik, sombong, kasar akhirnya oleh kerajaan Banten diusir.
Pada tahun 1598 mendarat kapal Belanda yang kedua dipimpin oleh Jacob van Neck yang berlabuh di Banten. Kedatanganya disambut baik, sejak itu kapal – kapal dagang Belanda ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan di antara pedagang di Belanda maka dibentuklah VOC (Verenigde Oast Indiche Compacnie) tahun 1602, atas usul Johan Van Oldebarnevelt
Pada mulanya kedatangan Belanda adalah berdagang akan tetapi tujuan ini kemudian berubah setelah keberhasilan ekspedisi pelayaran Belanda di bawah pimpinan Jacob Van Neck pada tahun 1598 yang selanjutnya disusul dengan berlomba – lomba pedagang – pedagang Belanda ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan perdagangan di antara pedagang Belanda sendiri sehingga pada tahun 1602 dibentuklah VOC atau Serikat Dagang Hindia Timur yang menjadi lembaga pemerintahan sekaligus perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both.
Langkah pertama VOC dalam mencapai tujuan adalah merebut Maluku dari kekuasaan Portugis. Pada tahun 1605 VOC berhasil merebut benteng Victoria di Ambon yang menjadi tonggak pertama penjajahan Belanda di Indonesia. Selanjutnya pemerintah Belanda mengangkat Pieter Both sebagai gubernur jenderal VOC tahun 1609. Ketika VOC dipimpin oleh J.P. Coen, Jayakarta berhasil direbut tahun 1619 dan mengubah namanya menjadi Batavia yang dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan pemerintahan VOC. J.P. Coen menjalankan monopoli dengan kekerasan dan yang paling menderita rakyat Maluku karena adanya peraturan monopoli yang isinya :
1)   Tempat menanam rempah – rempah ditentukan kompeni
2)   Jumlah tanaman rempah – rempah ditentukan kompeni            
3) Rakyat Maluku dilarang menjual rempah – rempah selain kepada kompeni.
Untuk mengawasi pelaksanaan monopoli dilakukan pelayaran Hongi dan Rakyat yang melanggar aturan monopoli dihukum extirpasi.

 

Sejarah Berdirinya VOC di Indonesia

Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya di daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah - rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah - rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
A.  Berdirinya VOC
Untuk mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang Hindia Timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh 17 direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1.    Menghindari persaingan tidak sehat di antara sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.
2.    Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa - bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa - bangsa Asia.
3.    Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

B.  Hak Khusus VOC
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal - hal berikut ini.
1.    Monopoli Perdagangan.
2.    Mencetak dan mengedarkan uang
3.    Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
4.    Mengadakan perjanjia dengan raja - raja.
5.    Memiliki tentaara untuk mempertahankan diri.
6.    Mendirikan benteng.
7.    Menyatakan perang dan damai.
8.    Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang gubernur jenderal yang menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.

C.  Kegiatan VOC di Indonesia
Gubernur jendral VOC pertama adalah Piter Both. Dibawah pimpinannya, Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan monopoli mulai dilakukan. Ia menentuka pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu didasari bahwa dari Ambon kegiatan monopoli perdagangan rempah - rempah di Maluku akan lebih mudah dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, Pieter Both memindahkan pusat kedudukan VOC ke Jayakarta. Alasan memilih Jayakarta yaitu Jayakarta lebih strategis dibandingkan dengan Ambon karena terletak di tengah jalur perdagangan Asia serta dari Jayakarta VOC akan lebih mudah menyingkirkan Portugis yang berkedudukan di Malaka.
Dalam melaksanakan rencana itu, Pieter Both meminta izin pengeran Jayakarta untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta, yang termasuk wilayah  kekuasaan Banten. Namun beberapa tahun kemudian, EIC dari Inggris juga diizinkan mendirikan kantor dagang di Jayakarta, akibatnya muncul persaingan antara VOC dan EIC.
Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi gubernur Jendral ketika EIC dan VOC memperebutkan pengaruh di Jayakarta. Untuk memenangkan persaingan, ia mendirikan benteng VOC di Jayakarta. Benteng itu bernama Batavia. Kemudian ia menghasut penguasa Banten, Ranamenggala, untuk memecat pangeran Jayakarta sekaligus menutup izin berdagang EIC. Sejak tanggal 31 Mei 1619, VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta. Sejak itu pula, nama Jayakarta berubah menjadi Batavia.
Dari Batavia, VOC memperluas pengaruh ke berbagai wilayah di Indonesia. Perluasan pengaruh itu disertai penerapan monopoli perdagangan. Dengan kekuatan militer dan keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada pengaruh VOC. Untuk menjalankan monopoli perdagangan, Belanda membuat peraturan sebagai berikut :
- Petani rempah - rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen. Hak jual beli hanya dimiliki VOC.
- Panen rempah - rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.
- Barang kebutuhan sehari - hari, seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
Untuk mengendalikan monopoli perdagangan, VOC mempunyai hak ekstirpasi dan melakukan pelayaran hongi. Dua hal itu merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya. Hak Ekstirpasi merupakan strategi VOC untuk mengendalikan monopolinya.
Guna mendapatkan keuntungan yang besar, VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan, pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada monopoli yang diterapkan oleh Portugis. Peraturan - peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut.
a.    Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b.    Contingentern, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c.    Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tenaman rempah - rempah yang boleh ditanam.
d.   Ekstirpasi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah - rempah agar tidak terjadi kelebihan priduksi yang menyebabkan harganya merosot.
e.    Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Beberapa gubernur jenderal yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan kolonialisasi VOC di Indonesia, antara lain berikut ini.
a.    Jan Pieterszoon Coen (1619 - 1629)
>     Ia dikenal sebagai pendiri kota Batavia dan peletak dasar imperialism Belanda di Indonesia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja Belanda di Indonesia.
b.    Antonio van Diemen (1636 - 1645)
>     Ia berhasil memperluas kerajaan VOC ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga mengirimkan misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania, dan Selandia Baru.
c.    Joan Maetsycker (1653 - 1678)
>     Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang, dan Manado.
d.   Cornelis Speelman (1681 - 1684)
>     Ia berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar, memadamkan pemberontakan Trunojoyo di Mataram, dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.

D.  Kemunduran VOC
Kemunduran VOC disebabkan hal – hal sebagai berikut :
- Korupsi yang dilakukan pegawai VOC
- Banyaknya pegawai VOC yang tidak cakap sehingga pengendalian monopoli perdagangan tidak berjalan semestinya.
- VOC banyak menanggung utang akibat peperangan yang dilakukan, baik dengan rakyat Indonesia maupun dengan Inggris dalam memperebutkan kekuasaan dibidang perdagangan.
- Kemerosotan moral di kalangan para penguasa akibat system monopoli perdagangan. Keserakahan VOC membuat penguasa setempat tidak sungguh-sungguh dalam membantu VOC dalam monopoli perdagangan. Akibatnya, hasil panen rempah-rempah yang masuk jauh dari harapan.
- Tidak berjalannya verplichte leverantie dan preanger-stelsel. Kedua aturan itu dimaksudkan untuk mengisi kas VOC yang kosong. Verplichte leverantie mewajibkan setiap derah menyerahkan hasil bumi berupa lada, kayu, beras, nila, dan gula kepada VOC. Kedua aturan ini tidak dapat berjalan dengan baik karena korupsi dan pengeluaran yang terlalu besar.


No comments:

Post a Comment