Nama : Tyas Widi Rahayu
Kelas : XI MIA 6
No. Urut : 29
Sejarah
Berdirinya VOC di Indonesia
Bermula dari Penjelajahan
Bangsa Belanda Sampai ke Indonesia

Menganalisis Terbentuknya
VOC
![]() |
Menganalisis Kemaharajaan
VOC
![]() |
Mengnalisis Sebab-Sebab
Kemunduran VOC
Penjelajahan Belanda di
Indonesia diawali dari jalur
perdagangan. Saat itu, bertolak rombongan empat buah kapal mengambil jalan
menyusuri pantai Afrika pada 1595. Rombongan ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya di daerah Banten.
Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah - rempah
di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah - rempah. Sejak saat
itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi
persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan
perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde
Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
A. Berdirinya VOC
Untuk mengatasi persaingan
tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota
parlemen Belanda bernama Johan Van
Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan seluruh perusahaan
dagang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang.
Usulan
tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat
perusahaan dagang Hindia Timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal
pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh 17 direktur. Mereka dikenal
dengan sebutan Heeren Zeventien.
Adapun
tujuan dibentuknya VOC adalah
sebagai berikut.
1. Menghindari
persaingan tidak sehat di antara sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan
maksimal dapat diperoleh.
2. Memperkuat posisi
Belanda dalam menghadapi persaingan bangsa - bangsa Eropa lainnya maupun dengan
bangsa - bangsa Asia.
3. Membantu dana
pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki
Belanda.
4. Mempersatukan
usaha dagang mereka di Indonesia.
B. Hak Khusus VOC
Agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak istimewa oleh
pemerintah Belanda, yang dikenal sebagai Hak Octroi meliputi hal - hal berikut
ini.
1. Monopoli
Perdagangan.
2. Mencetak dan
mengedarkan uang
3. Mengangkat dan
memberhentikan pegawai.
4. Mengadakan perjanjia
dengan raja - raja.
5. Memiliki tentaara
untuk mempertahankan diri.
6. Mendirikan benteng.
7. Menyatakan perang
dan damai.
8. Mengangkat dan
memberhentikan penguasa-penguasa setempat.
Dengan hak khusus tersebut VOC
menjadi lembaga pemerintahan dan sekaligus lembaga perdagangan yang otonom
di wilayah jajahan. Kehadiran VOC di wilayah jajahan dipimpin oleh seorang
gubernur jenderal yang menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai direktur
perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
C. Kegiatan VOC di
Indonesia
Gubernur
jendral VOC pertama adalah Piter Both.
Dibawah pimpinannya, Kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan monopoli
mulai dilakukan. Ia menentuka pusat kedudukan VOC di Ambon. Pilihan itu
didasari bahwa dari Ambon kegiatan monopoli perdagangan rempah - rempah di
Maluku akan lebih mudah dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, Pieter Both memindahkan pusat kedudukan
VOC ke Jayakarta. Alasan memilih Jayakarta yaitu Jayakarta lebih strategis
dibandingkan dengan Ambon karena terletak di tengah jalur perdagangan Asia
serta dari Jayakarta VOC akan lebih mudah menyingkirkan Portugis yang
berkedudukan di Malaka.
Dalam
melaksanakan rencana itu, Pieter Both meminta izin pengeran Jayakarta untuk
mendirikan kantor dagang di Jayakarta, yang termasuk wilayah kekuasaan
Banten. Namun beberapa tahun kemudian, EIC dari Inggris juga diizinkan
mendirikan kantor dagang di Jayakarta, akibatnya muncul persaingan antara VOC
dan EIC.
Jan Pieterszoon Coen diangkat menjadi
gubernur Jendral ketika EIC dan VOC memperebutkan pengaruh di Jayakarta. Untuk
memenangkan persaingan, ia mendirikan benteng VOC di Jayakarta. Benteng itu
bernama Batavia. Kemudian ia menghasut penguasa Banten, Ranamenggala, untuk
memecat pangeran Jayakarta sekaligus menutup izin berdagang EIC. Sejak tanggal 31 Mei 1619, VOC memperoleh hak penuh
atas Jayakarta. Sejak itu pula, nama Jayakarta berubah menjadi Batavia.
Dari
Batavia, VOC memperluas pengaruh ke berbagai wilayah di Indonesia. Perluasan
pengaruh itu disertai penerapan monopoli perdagangan. Dengan kekuatan militer
dan keahlian memecah belah, sejumlah wilayah tunduk pada pengaruh VOC. Untuk
menjalankan monopoli perdagangan, Belanda membuat peraturan sebagai berikut :
-
Petani rempah - rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen. Hak jual beli
hanya dimiliki VOC.
-
Panen rempah - rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan oleh
VOC.
-
Barang kebutuhan sehari - hari, seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain
harus dibeli dari VOC dengan harga yang ditentukan VOC.
Untuk
mengendalikan monopoli perdagangan, VOC mempunyai hak ekstirpasi dan melakukan
pelayaran hongi. Dua hal itu merupakan strategi VOC untuk mengendalikan
monopolinya. Hak Ekstirpasi merupakan strategi VOC untuk mengendalikan
monopolinya.
Guna
mendapatkan keuntungan yang besar, VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan,
pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada monopoli yang
diterapkan oleh Portugis. Peraturan - peraturan yang ditetapkan VOC dalam
melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut.
a. Verplichte
Leverantie,
yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC.
Peraturan ini melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
b. Contingentern, yaitu kewajiban
bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
c. Peraturan tentang
ketentuan areal dan jumlah tenaman rempah - rempah yang boleh ditanam.
d. Ekstirpasi, yaitu hak VOC
untuk menebang tanaman rempah - rempah agar tidak terjadi kelebihan priduksi
yang menyebabkan harganya merosot.
e. Pelayaran
Hongi,
yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan monopoli
perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
f.
Preanger
stelsel, yaitu kewajiban yang dibebankan pada rakyat Priangan
untuk menanam kopi.
Beberapa
gubernur jenderal yang dianggap berhasil dalam mengembangkan usaha dagang dan
kolonialisasi VOC di Indonesia, antara lain berikut ini.
a. Jan
Pieterszoon Coen (1619 - 1629)
>
Ia
dikenal sebagai pendiri kota Batavia dan peletak dasar imperialism Belanda di
Indonesia. Ia dikenal pula dengan rencana kolonisasinya dengan memindahkan
orang-orang Belanda bersama keluarganya ke Indonesia. Hal itu dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja Belanda di Indonesia.
b. Antonio
van Diemen (1636 - 1645)
>
Ia
berhasil memperluas kerajaan VOC ke Malaka pada tahun 1641. Ia juga mengirimkan
misi pelayaran yang dipimpin oleh Abel Tasman ke Australia, Tasmania, dan
Selandia Baru.
c. Joan
Maetsycker (1653 - 1678)
>
Ia
berhasil memperluas wilayah kekuasaan VOC ke Semarang, Padang, dan Manado.
d. Cornelis
Speelman (1681 - 1684)
>
Ia
berhasil menghadapi perlawanan Sultan Hasanuddin dari Makassar, memadamkan
pemberontakan Trunojoyo di Mataram, dan mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa dari
Banten.
D. Kemunduran VOC
Pada
abad ke-17 dan 18, VOC mengalami masa-masa kejayaannya di Indonesia dan berhasil
mengeruk banyak sekali keuntungan, baik material maupun moral. Namun akhirnya
kekuasaan VOC yang telah berumur 200 tahun itu harus berakhir ketika Kerajaan
Belanda mencabut izin dagang dan membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember
1799.
Kemunduran VOC disebabkan
hal – hal sebagai berikut :






No comments:
Post a Comment